H-3 jelang perayaan Natal, Kamis 22/12/2022, suasana Pelabuhan Merak, Banten dipadati truk bermuatan kebutuhan sembilan bahan pokok, material bangunan dan kendaraan sepeda motor untuk menyebrang menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Berdasarkan pantuan di Pelabuhan Merak pukul puluhan truk mengantre di Dermaga 1 untuk dapat naik ke Kapal Caitlyn. Truk-truk tersebut menuju sejumlah kota di Pulau Sumatera, Seperti Lampung, Jambi, Pekan Baru dan Palembang. "Kami merasa lega karena arus lalu lintas di Pelabuhan Merak berjalan lancar dan tidak terjadi kemacetan," kata Supriyanto, seorang pengemudi truk tujuan Palembang saat ditemui di Pelabuhan Merak. Baca JugaMantan Petinggi OVO Penganiaya Anak Ngaku Kasih Nafkah Rp50 Juta, Eks Istri Skakmat Pakai Bukti Tunggakan Biaya Sekolah Hingga kini, penumpang yang hendak menyebrang dari Pelabuhan Merak masih didominasi oleh truk pengangkut barang. Belum ada lonjakan penumpang pejalan kaki atau yang menggunakan kendaraan pribadi untuk merayakan natal dan tahun baru di Pulau Andalas tersebut. "Kami menyeberang lebih baik tiga hari sebelum Natal, karena dipastikan tidak terjadi kemacetan," kata Supriyanto. Pengemudi truk lainnya Haryadi mengaku bahwa saat ia tiba membawa barang bisa langsung naik ke atas kapal untuk menyebrang ke Bakauheni tanpa adanya antrian panjang. Haryadi yang truk bermuatan kendaraan bermotor dari Tasikmalaya dan berangkat siang hari berjalan lancar hingga tol Jakarta-Merak. Kami memastikan jika menyeberang H-1 Natal dipastikan terjadi kemacetan," kata Haryadi yang bertujuan ke Pekanbaru. Baca JugaCegah Aksi Teror saat Ibadah Natal, Kapolri Beri Perintah Khusus ke Jibom hingga Densus Sementara itu, Asep petugas Kementerian Perhubungan mengatakan saat ini arus kendaraan di Pelabuhan Merak relatif normal dan belum ada lonjakan berarti. Karena belum adanya larangan dari Kemenhub terkait operasional truk pengangkut, saat ini Pelabuhan merak didominasi kendaraan besar pembawa barang. Diperkirakan puncak arus kendaaran di Pelabuhan Merak akan terjadi pada H-1 Natal, seperti tahun-tahun sebelumnya. "Kami menjamin penyeberangan Merak-Bakauheni berjalan lancar dan cuaca gelombang relatif aman," katanya.
Sepuluhhari menjelang Lebaran, Sabtu (15/11), Pelabuhan Penyeberangan Merak mulai dipadati truk. Truk-truk tersebut mengangkut barang nonsembilan bahan pokok (non sembako). Tingginya arus truk dalam dua hari terakhir berkaitan dengan adanya larangan melintas bagi truk nonsembilan bahan pokok (non sembako) pada tanggal 21-25 November.
TEMPO Interaktif, Cilegon - Ribuan truk pengangkut barang yang akan menyeberang dari Pelabuhan Merak, Banten, ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung masih antre sepanjang 10 kilometer. Ekor antrean truk masih berada di kilometer KM 95 jalan tol Tangerang – Merak. Antrean truk di Pelabuhan Merak disebabkan oleh terbatasnya jumlah kapal roll on – roll off yang beroperasi melayani penyeberangan di Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni. Serta meningkatnya volume kendaraan yang akan melakukan penyeberangan. Direktur Utama PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro mengatakan, tingginya volume kendaraan yang melintas ke Pelabuhan Merak – Bakauheni, karena biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa ekspedisi lebih murah jika dibandingkan melakukan pengiriman barang melalui Tanjung Periuk – Sumatera.“Jadi kalau pengiriman barang melalui Tanjung Periuk- Sumatera Barat bisa memakan biaya Rp 8 juta, namun melalui Pelabuhan Merak – Bakauheni bisa setengahnya,” kata Danang, Minggu 19 Juni 2011. Tidak hanya itu, pola kedatangan truk yang akan melakukan penyeberangan datang ke Pelabuhan Merak dengan cara serempak. Sehingga, antrean truk tidak dapat di hindari lagi. “Pola truk datang itu selalu malam hari,” ujar truk ini juga diakibatkan, kapal ro-ro yang beroperasi banyak yang melakukan docking atau perawatan. Sehingga, jumlah trip kapal di Pelabuhan Merak turun. “Antrean ini juga disebabkan adanya penambahan dimensi truk, miasalnya dari 14 meter terus truk dirubah menjadi 18 meter sehingga mengurangi daya angkut kapal,” katanya. Upaya yang dilakukan PT ASDP Indonesia Ferry, kata Danang, yaitu mengoptimalkan kapal yang beroperasi dan meningkatkan jumlah trip kapal. “Saat ini kapal yang beroperasi terdapat 22 kapal, jika dipertahankan hingga senin, 20 Juni 2011 antrean bisa teratasi,” katanya. Dari data di PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, volume truk yang terangkut terus mengalami peningkatan, pada Rabu 15 Juni jumlah truk yang terangkut sebanyak unit truk dengan jumlah trip kapal sebanyak 76 trip. Pada Kamis, 16 Juni truk yang terangkut sebanyak unit truk dengan jumlah trip kapal sebanyak 74 Sedangkan Jumat, 17 Juni truk yang terangkut sebanyak unit dengan jumlah trip kapal sebanyak 80 trip dan pada Sabtu, 18 Juni jumlah truk yang terangkut sebanyak unit dengan jumlah trip kapal sebanyak 81 trip. Sementara itu, Nurdin, 35 tahun, seorang sopir truk mengatakan, kendaraannya hanya bisa bergerak 15 menit sekali. "Sejak datang ke Merak pada pukul WIB, hingga pukul WIB truk saya belum bisa naik kapal," Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat DPP Asosiasi Ferry Indonesia Bambang Haryo menyatakan, untuk bisa melancarkan penyeberangan Merak – Bakauheni, regulator Kementerian Perhubungan harus bisa merubah regulasi yang saat ini diterapkan."Pemicu kemacaten di Merak sangat komplikatif, dan regulasinya harus diperbaiki,” kata Bambang Haryo. Menurut Bambang, faktor antrean truk tersebut yaitu, karena adanya ketentuan yang mengharuskan kapal yang beroperasi dilintasan Merak – Bakauheni hanya dengan kecepatan 7,5 knot. Padahal ketentuan secara umum, kapal- kapal itu harus berlayar dengan kecepatan minimal 10 knot. Dengan adanya ketentuan itu, kata Bambang, telah memicu trip kapal yang beroperasi menjadi tidak bisa maksimal. Bahkan, pembatasan kecepatan itu juga memicu kerusakan mesin kapal. “Dengan kecepatan 7,5 knot itu, kapal-kapal itu tidak bisa memaksimalkan pendingin untuk mesin kapalnya,” ujar ULUMTerjadinyapemadatan oleh truk-truk pengangkut barang nonsembako di Pelabuhan Merak pada sepuluh hari menjelang Lebaran, Sabtu (15/11). Truk-truk itu antre di pintu masuk kapal. Peristiwa itu terjadi karena adanya larangan bagi truk nonsembako pada 21-25 November. Menurut Kepala SD Sindangsuka 3, Ondi Suwandi, hujan disertai angin kencang terjadi